“SUMBER AIR TAWAR DAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SECARA TERPADU”

 

Alvaro Abrantes, ETTA Unit Air Bersih dan Sanitasi (Water and Sanitation)

 

 

Air merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia dan makhluk-makhluk lain. Oleh karena itu, air seharusnya dilindungi dan sifat kelanjutannya dijaga, demi kelangsungan hidup, dan kuantitas dan kualitas air.

 

Pusat perkotaan dan pedesaan di Timor Lorosa’e sedang mengalami kekurangan air dan menghadapi masalah dengan kualitas air. Alasan utama untuk kekurangan air tersebut dikarenakan oleh kerusakan infrastruktur pasca jajak pendapat pada tahun 1999, dan sistem air yang tidak baik dan tidak terpelihara. Pada krisis tahun 1999, semuanya dirusak, termasuk pipa masuk, kolam air, dan prasarana pembersihan air.

 

Banyak juga masalah yang berhubungan dengan pengelolaan daerah aliran sungai di Timor Lorosa’e. Masalah-masalah tersebut termasuk penebangan pohon dan kebakaran hutan di tempat penangkapan air, yang menyebabkan bertambahnya sedimentasi di lembah sungai. Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan memakai cara biasa yang praktis dan sederhana. Masalah pertambahan erosi dan sedimentasi biasanya muncul karena hujan dan ciri-ciri lembah sungai, dan sangat terpengaruh oleh perubahan pemakaian tanah disebabkan oleh intervensi manusia.

 

INTRODUKSI

 

  1. Masalah utama sumber air tawar

 

Air merupakan komponen hidup utama untuk kelangsungan hidup manusia dan makhluk-makhluk yang lain. Air juga berperan utama dalam keberhasilan pembangunan nasional maka seharusnya diakui dengan kesadaran pemerintah dan masyarakat. Masyarakat harus sadar bahwa air semakin lama semakin kurang tersedianya.

 

Apabila sumber air seperti sungai kecil, air tanah, sungai dan kolam air (termasuk pabrik pembersih air) tidak dilindungi dan keberlanjutannya tidak dijaga, hasilnya penurunan hasil-hasil pembangunan.

 

Terdapat masalah dengan pencemaran air dari bahan biologis, kimiawi, dan fisik. Misalnya, kualitas air sangat rendah di distrik Viqueque dan Manatuto. Dalam suatu penelitian yang dijalankan di Distrik Viqueque, hanya 22% dari contoh air sesuai dengan standar fisik, kimiawi, dan bakteri distrik tersebut, dan di Distrik Manatuto, hanya 25% dari contoh air sesuai dengan standar-standar yang sama. Rendahnya kualitas air tersebut merupakan beban berat bagi masyarakat setempat, bagi pengoperasian dan pemeliharaan sistem air, dan bagi sumber air sendiri.

 

Karenanya, sumber-sumber air tawar harus dipertahankan dalam keadaan berkelanjutan, baik kualitas maupun kuantitasnya.

 

Pengelolaan daerah aliran sungai dan sumber air tawar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan kualitas air, dan merupakan suatu wujud usaha manusia dalam pencegahan penurunan kualitas air, dan mengupayakan agar air yang digunakan berkualitas standar.

 

Sekarang ini, kualitas dan kuantitas sumber-sumber air di Timor Lorosa’e sedang berkurang. Di musim kemarau, air dari mata air dan sungai berkurang sedangkan kegiatan-kegiatan manusia seperti membakar rumput dan menebang hutan bertambah. Pengurangan kualitas air disebabkan oleh pencemaran dari limbah domestik dan industri.

 

Di daerah pantai di Timor Lorosa’e, masyarakat juga mengalami masalah bercampurnya air asin dengan air tawar dalam sumur.

 

2. Masalah-masalah utama terhadap kuantitas air dan pengelolaan kualitas air

 

· Ketidakseimbangan di antara tuntutan untuk air dan kemampuan persediaan air.

 

· Kekurangan dalam kualitas dan kuantitas air di musim kemarau yang disebabkan oleh pembuangan limbah domestik dan industri.

 

· Bertambahnya erosi dan sedimentasi disebabkan oleh buruknya keadaan tumbuhan-tumbuhan di daerah penangkapan air, yang akhirnya menyebabkan sedimentasi dan kapasitas penampungan yang lebih rendah dalam tempat penampungan air.

 

Kekurangan dalam kualitas dan kuantitas air dan bertambahnya sedimentasi akhirnya akan menghasilkan pengaruh yang negatif terhadap Strategi Air dan Sanitasi Nasional (WSS), karena akan meningkatkan biaya operasi untuk pabrik pengolahan air.

 

TUJUAN

 

Kualitas air sudah menjadi masalah utama dalam pengelolaan sumber air, sehingga tujuan utama untuk pengelolaan kualitas air adalah untuk melindungi kualitas sumber air.

 

Perlindungan kualitas air harus terdiri dari rencana utama, yang harus termasuk, antara lain, standar kualitas air dan pemantauan yang terus-menerus.

 

Pemantauan dan pelaporan harus dapat dipercaya karena akan digunakan untuk persiapan tindakan-tindakan untuk peningkatan kualitas air.

 

Apabila kualitas air meningkat, kuantitas air yang terbatas dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan dan usaha-usaha penyimpanan air dapat juga tercapai.

 

Luasnya Rencana Utama adalah sebagai berikut:

  

1.        Sesuai dengan kebijakan, program, undang-undang, dan peraturan-peraturan pemerintah.

2.        Semua program dari setiap bagian harus terdiri dari pengelolaan daerah aliran sungai, pengelolaan kualitas dan kuantitas air, pengelolaan pengendalian banjir, dan pengelolaan lingkungan sungai.

3.        Perkiraan tuntutan air dari sektor pengelolaan domestik, pertanian, industri sungai, dan sektor-sektor lain yang membutuhkan air.

4.        Program-program pengembangan sumber-sumber air.

5.        Program-program terinci untuk melaksanakan akses terhadap air yang seimbang untuk semua jiwa penduduk di lembah air.

6.        Analisa dampak lingkungan untuk pelestarian lingkungan hidup, kebutuhan-kebutuhan, dan metode-metode.

 

KESIMPULAN

 

Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup. Sumber air seharusnya dilindungi dan tetap dijaga sifat berkelanjutannya, baik dari aspek kualitas, maupun kuantitas.

 

Satu cara untuk mencapai tujuan demikian adalah dengan melaksanakan pengelolaan kualitas dan kuantitas sumber air sesuai dengan Rencana Utama, yang didirikan untuk pengendalian dan pencegahan kerusakan sumber-sumber air.